Banner Promo

Menu Pilihan

Kelas Menulis PGRI (18): Mau Nulis Tapi Tidak Ada Ide ? Ayo Menulis Tanpa Ide !

Menulis Tanpa Ide

Sebagai penulis, terkadang kita mengalami kehabisan ide sehingga kegiatan menulis menjadi mandek. Namun sebenarnya kejadian atau hal apapun disekitar kita bisa menjadi bahan tulisan. Kepekaan ini yang harus senantiasa diasah oleh penulis

Maka, grup Kelas Menulis PGRI menghadirkan Pak Budiman Hakim untuk berbagi tips dan pegalamannya untuk mengasah kepekaan penulis.  Pak Budiman yang akrab dipanggil Om Bud memiliki background keahlian di bidang copywriting hingga mendirikan agency sendiri. Berbagai penghargaan lokal dan internasional festival periklanan telah diraihnya. Kini beliau lebih fokus menjadi pengajar baik di kampus, forum pengusaha UKM, maupun korporasi di Indonesia. Sudah cukup banyak buku yang ditulisnya.

Om Bud membawakan materi dengan tema "Menulis Tanpa Ide". Dengan melihat tema itu saja, saya sudah agak terbuka pikirannya bahwa menulis bisa dilakukan tanpa menunggu ide datang. Namun bagaimana caranya ?

Sebelum sampai sana, kita pahami dulu bagaimana tulisan yang bagus/menarik. Om Bud menyampaikan bahwa tulisan yang bagus adalah yang mampu menggugah EMOSI pembacanya.
Jadi ketika membaca sebuah novel lalu kita menangis tersedu-sedu karena isinya menguras air mata maka novel tersebut dapat dibilang sukses.

Begitu juga kalo kita menulis buku humor, patokan bagus atau tidaknya gampang banget. Cara menilainya cuma dengan 1 pertanyaan: Apakah buku kita mampu membuat pembaca tertawa terbahak-bahak. Artinya ketika orang menangis atau tertawa, maka di situlah saat tulisan kita mampu menggugah EMOSI pembacanya. Jadi kata kuncinya adalah ‘EMOSI’. Kesimpulannya adalah ketika kita menulis sebuah cerita, kita wajib memasukkan unsur EMOSI dalam cerita itu.

Sayangnya pelaksanaannya ternyata tidak semudah itu. Ketika kita ingin menulis, seringkali kita tidak punya ide. Orang-orang banyak yang mengistilahkan kondisi ini dengan writers’ block. Nah, untuk mengantispasi hal ini ada dua hal yang bisa kita lakukan.

 1. MEMANFAATKAN EMOSI.
Caranya sangat sederhana. Tuliskan semua perubahan EMOSI dalam kehidupan kita sehari-hari. Metode ini biasa disebut dengan CERPENTING. Singkatan dari Cerita Pendek Tidak Penting. Cerpenting adalah metode menuliskan peristiwa-peristiwa REMEH yang terjadi di sekeliling kita. Meskipun ceritanya sepele tapi ternyata kita ketawa atau terharu atas peristiwa itu. Dengan kata lain emosi kita tergugah. Jadi tuliskanlah peristiwa tersebut.

Perlu dipahami benar, ya, bahwa ceritanya harus benar-benar TIDAK PENTING. Kalau kita menuliskan dilema diajak pacar untuk pindah agama maka itu cerita penting. Kalau kita  bercerita tentang anak yang terpengaruh temannya nyoba-nyoba narkoba maka itu cerita penting.

Cerpenting haruslah cerita yang tidak penting itu sebabnya METODE LATIHAN MENULIS ini disebut cerpenting = Cerita Pendek Tidak Penting. Ceritanya bisa macem-macem. Cari cerita yang paling REMEH tapi bikin kita ketawa, marah, terharu, pokoknya semua rasa yang yang menggugah emosi kita. Misalnya yang punya anak kecil pastinya sering ngakak ngeliat kelucuan anaknya. Iya kan? Atau kita lagi naik motor terus keabisan bensin sementara kita juga lupa bawa duit karena gak sempet ke ATM. Udah jauh-jauh dorong motor pas sampe ternyata mesin ATMnya rusak. Ngeselin, kan? TULISKAN!

Pokoknya pengalaman remeh apapun yang dialami, selama itu menggugah emosi, TULISKAN! Terserah apa yang mau ditulis. Intinya apapun yang menggugah emosi, tuliskan! Menulis cerpenting memang menuliskan sesuatu yang TIDAK PENTING tapi manfaatnya SANGAT PENTING. Kenapa? Kalo kita bisa menggugah emosi pembaca dengan topik yang SANGAT SEPELE, apalagi kalo kita menuliskan hal yang SANGAT PENTING, pastinya bakalan jadi bagus banget.

Jika sudah terbiasa menulis cerpenting maka kita akan selalu mendapat pemicu untuk menulis. Ya pastilah, topik sepele aja kita mampu, kok. Itu pointnya. Gak usah mikirin apa gunanya tulisan itu. Anggap saja itu adalah latihan menulis yang menyenangkan. Kenapa menyenangkan? Karena kita mengalaminya sendiri dan terbukti menggugah emosi, jadi gak ada salahnya kita abadikan.

Om Bud kemudian memberi contoh tulisan yang bersumber dari kisah remeh yang dialaminya:

BACA BUKU LOMPAT-LOMPAT

Sedang asyik makan Ifumi di sebuah resto kecil di Senayan City, tiba-tiba seorang perempuan datang mengagetkan saya.
“Om Bud. Wah, kok bisa ketemu di sini kita,” kata Indri. Dia adalah temen saya di industri periklanan.
“Hey, Indri. Pakabar lo?” tanya saya lalu cipika-cipiki dengannya.
Dengan cuek Indri langsung bergabung di meja saya lalu berkata, “Om Bud, gue udah baca buku lo yang judulnya STORYTELLING. Bagus banget! Gue suka.”
“Kok bisa bilang bagus? Emang lo udah abis bacanya?” tanya saya.
“Belom, sih,” katanya, “Abis gue bacanya lompat-lompat.”
Saya berhenti menyuap ifumi, memegang pundaknya lalu berkata, “Lain kali kalo baca buku, lo harus duduk. Kalo lompat-lompat ya susah nyelesainnya.”

“HAHAHAHAHAHAHAHA….Gila lo!!!”

Jadi mulai sekarang, setiap tergugah emosinya, langsung dicatat. Simpan di laptop. Kumpulkan  dalam satu folder dan beri nama ‘SUMBER IDE’.Setiap kali kita butuh ide untuk menulis, kita tinggal buka folder itu. Inspiratif, kan? Kalo kita mau lebih peka terhadap apa yang terjadi pada kita sehari-hari, sebetulnya ada banyak yang bisa kita tuliskan menjadi cerpenting.

 2. MEMANCING EMOSI
Metode yang kedua adalah memancing emosi. Dari emosi yang kita dapet bisa kita konversikan menjadi ide. Pernah kan mendengar orang ngomong, "Jangan tunggu kaya lalu baru berderma. Berdermalah dulu maka in shaa Allah kita akan menjadi kaya."

Masih banyak lagi kalimat-kalimat motivasi dengan formulasi kalimat seperti di atas. Saking banyaknya sampe Om Bud curiga bahwa formulasi kalimat tersebut adalah RAHASIA KEHIDUPAN. Kenapa demikian?

Karena sepanjang pengalaman menulis, Beliau  juga menemukan RAHASIA cara menulis tanpa ide. Setelah beliau coba tuliskan rahasianya, ternyata FORMULASInya persis sama dengan formulasi kalimat-kalimat motivasi di atas.

 "JANGAN MENUNGGU IDE DATANG LALU BARU MENULIS. MENULISLAH DULU MAKA IDE AKAN DATANG PADAMU."

Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa menulis kalo belom ada ide? Sering kan kita ngedenger orang ngomong begini, 'Gue sih mau nulis tapi belom ada ide nih.' Nah, itu keliru. Itu salah. Salah besar!!!! Perlu ditekankan bahwa: IDE ITU GAK BOLEH DITUNGGU. IDE ITU HARUS DIPANCING. Persoalannya, cara mancingnya gimana?

Caranya begini: Coba perhatikan sekeliling kita. Lalu tuliskan benda-benda yang kita tangkap melalui pancaindera. Kemudian gabungkan dan susun semua benda tadi menjadi satu kesatuan dalam beberapa kalimat. Dengan menuliskan apa yang ditemukan oleh pancaindera, tulisan tersebut akan berfungsi menjadi pemicu supaya ide datang.

Kalau bisa pilih 6 benda. Itu jumlah yang ideal. Kalo kurang takutnya kedikitan. Kalo lebih ntar kita kebingungan sendiri karena kebanyakan.

benda-benda yang Om Bud pilih adalah
Sepatu tua
Kasur
kulkas
Pintu
handuk
Pancuran
Tanpa membutuhkan waktu lama, mungkin cuma beberapa menit, terciptalah tulisan sebagai berikut ini:

Brak! PINTU kamar tidur kudorong dengan kuat sehingga menimbulkan suara menggelegar. Aku terlalu capek sehingga langsung kubanting tubuhku di atas KASUR yang empuk. Kepalaku mau pecah rasanya karena letih.

“Aku benci sama kamu!!!” Tiba-tiba terdengar suara mengagetkanku..

Aku mencari suara tersebut ternyata datangnya dari SEPATU TUA yang sedang mojok di sudut kamar, di samping KULKAS.

“Kenapa kok benci?” tanyaku terheran-heran kok sepatu itu bisa berbicara.

“Sejak kau memiliki sepatu baru, kau tidak pernah peduli lagi padaku. I hate you!!”

Hah? Sepatu lamaku cemburu dan merasa dicampakkan. Aduh! Apakah aku sudah gila?

“I HATE YOU!!!!!!”””
 
Dengan cepat aku berdiri meraih HANDUK lalu masuk ke kamar mandi. Barangkali guyuran air dingin dari PANCURAN bisa menyegarkan tubuh dan pikiranku. Bismillah….

Satu hal yang perlu dicatat bahwa tulisan itu baru memanfaatkan INDERA PENGLIHATAN. Padahal kita masih mempunyai indera penciuman, pendengaran, pengecapan dan peraba sebagai device untuk bereksplorasi. Semua yang ditangkap panca indera sangat berpotensi untuk membuat tulisan pemancing ide.

Misalnya kentongan satpam komplek yang sedang memukul tiang listrik,  (pendengaran), bau Indomie yang sedang dimasak oleh teman kos-kosan kita, (penciuman), rasa kopi yang ternyata sudah kadaluwarsa, (pengecapan), rasa jijik ketika seekor kecoak berjalan di atas kaki kita (perabaan)

Meskipun belom punya ide. Nyalakanlah laptop. Duduk di depannya. Buka software WORDS. Taruh jemari di atas keyboard seakan-akan sudah mendapat ide untuk ditulis. Intinya adalah biasakan menulis dulu tanpa perlu menunggu ide datang. Cara menulis seperti itu adalah cara untuk memancing ide datang. Ketika ide sudah terjaring barulah kita kemas menjadi tulisan yang menarik. Silakan  memperaktekkan metode ini.

 Buat yang ingin berlatih menulis, beliau juga punya websitenya untuk memposting tulisan di sana. Linknya yaitu https://thewriters.id/ Kalau kita posting tulisan sebanyak 30 kali, bandingkan tulisan yang pertama dan yang terakhir. Pasti terlihat kemajuannya.

Menulis itu sebuah proses. Menulis bukan skill yang bisa diperoleh dalam waktu semalam. Jadi kita memang harus berlatih. Berlatih memang sebuah periode yang membosankan. Itu sebabnya metode ini beliau ciptakan supaya proses latihan jadi menyenangkan. Kita seperti lagi melakukan permainan 6 kata. Situasinya fun tapi berpotensi menjelma menjadi tulisan yang berkualitas master piece.


Setelah memberikan materi, oeserta diberi kesempatan untuk bertanya. Berikut ini beberapa pertanyaan peserta dan jawaban Om Bud yang bisa menambah ilmu menulis.

Apa saja strategi menulis ilmiah ?
Ada banyak variasinya. Kita bisa memakai kalimat aktif, kalimat pasif. Kita bisa memakai simbol atau metafora. Tugas berat dalam penulisa ilmiah adalah bagaimana pembaca tidak bosan.

Nulis Harus Seberapa panjang ? 
Kalo nulis gak usah pedulikan panjangnya berapa. Tulis dulu aja sampe selesai. Apakah jadinya 1 halaman atau 100 halaman....itu gak masalah. Yang penting apa yang ada di dalam hati kita telah terekspresikan sepenuhnya.

Jika tulisan pendek-pendek, bagaimana bisa dibuat buku ?
Bisa kita buat menjadi kumpulan cerita pendek. Kumpulan cerita pendek banyak disukai belakkangan ini karena anak jaman now yang sering hang out di social media lebih terbiasa membaca cerita yang tidak terlalu panjang.
Beliau mengaku bukan penganut rumus-rumus (aturan penulisan). Karena penulisan itu masalah imajinasi. Imajinasi itu acak tanpa ada rumusnya.

Bagaimana jika orang lain tidak suka tulisan kita ?
Menulis itu bukan untuk menyenangkan orang lain. Menulis itu adalah untuk menyenangkan diri sendiri. Kalo orang ternyata suka ya anggap saja itu bonus.

Jika tidak memiliki bakat melawak, bagaimana bisa membuat tulisan yang lucu ?
Tulisan harus disesuaikan dengan karakter kita (tidak harus melawak). Biasanya kita suka tergugah emosinya padah hal seperti apa? Pokoknya kalo kita tergugah emosinya ya tuliskan! Soal jadinya lucu, sedih, ngeseli, menghibur, marah...biarkan aja jadinya seperti apa. Pokoknya emosinya terdapat di dalamnya.
Brian Prasetyawan Guru SDN Sumur Batu 01 Pagi Jakarta. Menulis sejak 2009. Pengurus Asosiasi Guru Penulis PGRI. Pengurus Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI

12 Komentar untuk "Kelas Menulis PGRI (18): Mau Nulis Tapi Tidak Ada Ide ? Ayo Menulis Tanpa Ide !"

  1. Tulisan yang super komplit yg benar benar menambah wawasan saya. Keren

    BalasHapus
  2. Ini keren, saya mau coba akhh...keren Pak idenya...



    Salam,
    Sucipto Ardi
    blog at: suciptoaardi.wordpress.com

    BalasHapus
  3. Wow informasinya mantul. Ingin mencoba cerpenting.

    BalasHapus
  4. Inspiratif, Pak. Terima kasih pencerahannya. Terus menginspirasi, ya, Pak.

    BalasHapus
  5. Wah tambah ilmu lagi ini bung Brian....kami akan berusaha menulis rutin.... selanjutnya mohon kami dibimbing utak atik blognya agar cantiik dan menarik. Syukur bisa di.monet. salam sukses selalu

    Hariyanto17.blogspot.com

    BalasHapus
  6. Keren nih Narsum dan Peresume nya

    BalasHapus
  7. Dpt istilah baru.. Cerpenting.. ☺ saya sering bgitu pa.. Dr hal2 kecil,kl difikirkn lbh dalam, selalu saja ada satu yg bs diceritakan.. Tp kadang tidak tertulis jd terbayang2 ja di fikiran, br kl ada ksmptn menulis, sy tuliskan.. He.. Skrg mh ide dr b pa brian hrs dikantongin ceritanya y pa buat sumber ide.he.. 👍👍👍

    BalasHapus
  8. Wah, Pak Brian Guru SD juga. Sama dong. Hehehe. Salam

    BalasHapus
  9. Aq nih yg tau2 hilang ide... Atau bahkan mau nulis aja ga ada ide sama sekaliii..

    BalasHapus
Silakan mengirimkan komentar yang sesuai dengan postingan diatas.

Tolong berkomentar menggunakan nama pribadi. Jangan nama produk/bisnis/judul postingan artikel. Komentar menggunakan nama tersebut terpaksa akan saya hapus.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel