Banner Promo

Menu Pilihan

Kelas Menulis PGRI (15): Pembelajaran Daring. Bagaimana Seharusnya ?



Saat ini masa social distancing membuat kegiatan belajar siswa dilakukan di rumah. Dengan sambungan internet dan berbagai media sosial/kelas online, siswa mengikuti pembelajaran dengan guru. Namun sering terdengar bahwa guru hanya memberi tugas dan bahkan tugasnya terlalu banyak. Lalu bagaimana seharusnya pembelajaran daring ini berlangsung ?

Saya bersama peserta grup menulis bersama Om Jay mendapat kesempatan bertemu Bapak Indra Charismiadji melalui video conference webex. Ini pertama kalinya narasumber grup menulis menyampaikan materi melalui video conference. Bapak Indra merupakan pemerhati dan praktisi pendidikan 4.0. Belum lama ini beliau tampil dalam salah satu acara di Jak TV sebagai narasumber. Beliau sangat paham bagaimana pembelajaran daring dilakukan sesuai dengan era 4.0 saat ini.

Terkait pendidikan yang seharusnya berjalan, Pak Indra mengingatkan kembali tentang empat pilar pendidikan oleh UNESCO yaitu Learning To Know, Learning To Do, Learning To Be, dan Learning To live together. Beliau menyanpaikan bahwa pembelajaran yang berlangsung di Indoesia saat ini masih sebatas What to learn, sehingga berkutat pada konten/materi saja. Padahal seharusnya How To Learn yaitu bagaimana siswa terbiasa untuk mau mempelajari sesuatu dengan caranya dia sendiri.




Pak Indra menekankan bahwa konten/materi pelajaran saat ini sudah ada di google. Lalu untuk apa guru memberi materi, jika materi bisa dicari di google. Maka peran guru seharusnya adalah mendorong siswa untuk mencari tahu sendiri agar tumbuh rasa ingin tahu. Guru bisa menggunakan Problem based learning atau Project based learning (membuat karya) berdasarkan teori/materi yang diharapkan dipahami siswa. Sehingga ketika dalam proses memecahkan masalah, atau mencipta suatu karya, siswa dengan sendirinya akan merasa perlu mempelajari materi/pengetahuan yang diperlukan. Siswa pun akan merasakan manfaat pengetahuan yang dipelajarinya karena pengetahuan tersebut mendukung dalam menghasilkan pemecahan masalah maupun penciptaan karya. Maka Pak Indra mengingatkan agar guru kembali melihat 14 poin standar proses pendidikan.

Pak Indra juga menyampaikan bahwa  di masa depan akan banyak pekerjaan manusia saat ini yang akan diganti dengan teknologi/robot.  Siswa sekarang pun dimasa depan akan bekerja di bidang yang saat ini belum ada. Tentu ini sebuah tantangan tersendiri. Lalu, bagaimana cara menyiapkan siswa untuk bekerja yang bahkan pekerjaan itu saat ini belum ada ? Tentu kembali lagi pada proses belajar yang menghasilkan karya. Siswa dibiasakan untuk mencipta. Maka dimasa depan diharapkan siswa akan menciptakan sendiri pekerjaan untuknya bahkan membuka pekerjaan bagi orang lain.

Lalu apa contoh pembelajaran yang mendorong siswa mencipta ? Pak Indra memberi contoh menulis di blog, dan membuat vlog. Menulis akan merangsang daya nalar siswa. Tulisan yang dihasilkan juga merupakan sebuah karya. Membuat vlog akan mendorong siswa untuk menjelaskan sendiri suatu materi dengan bahasanya sendiri.

Pembelajaran yang mendorong kemampuan mencipta ada pada tingkatan C6. Salah satu peserta bertanya, "Bukankah untuk mencapai C6, siswa harus melalui tingkatan sebelumnya seperti C3,C4, C5 ?" Pak Indra menjawab bahwa siswa dapat didorong untuk bisa langsung ke C6 tanpa harus melalui tingkatan sebelumnya.

Selanjutnya Pak Indra membahas tentang 3I Framework. 3I Framework akan membawa guru dan siswa pada pembelajaran yang ideal. 3I Framework teridiri dari Infrastruktur, Infostruktur, dan Infokultur.

Guru di abad 21 memiliki tiga peran yaitu sebagai leader, motiviator, dan fasilitator. Sebagai leader, guru harus memberi teladan. Jika ingin siswa rajin belajar, maka guru juga harus rajin belajar untuk meningkatkan kompetensinya.

Di akhir pertemuan, Pak Indra memberi kesimpulan yaitu pendidikan yang mengacu pada 4 pilar pendidikan UNESCO. Proses pembelajaran bukan what to learn, tapi how to learn. Pembelajaran bukan mengutamakan penyampaian konten, tapi mendorong bagaimana siswa mau belajar.


Brian Prasetyawan Guru SDN Sumur Batu 01 Pagi Jakarta. Menulis sejak 2009. Pengurus Asosiasi Guru Penulis PGRI. Pengurus Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI

6 Komentar untuk "Kelas Menulis PGRI (15): Pembelajaran Daring. Bagaimana Seharusnya ? "

  1. Bagus pak, materi nya nambah ilmu

    BalasHapus
  2. mari kita rancang deain pembelajaran online yg menarik siswa untuk mencipatakan sesuayu, contognya melalui blog dgn menulis dan youtube dengan lisan, Ikutilah Kuliah Online, *"Menulis tentang Momen Spesial Kala Mengajar"*, Hari Jumat malam Sabtu, Bapak @Munif Chotib , Munif Chotib adalah penulis buku best seller *Gurunya manusia* akan berbagi ilmu dan pengalamannya kepada kita semua. Mohon ketua kelas dan sekertaris untuk menyiapkan daftar hadirnya.

    BalasHapus
  3. Asyik baca artikelnya. Mengalir dan runtut.

    BalasHapus
Silakan mengirimkan komentar yang sesuai dengan postingan diatas.

Tolong berkomentar menggunakan nama pribadi. Jangan nama produk/bisnis/judul postingan artikel. Komentar menggunakan nama tersebut terpaksa akan saya hapus.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel