Banner Promo

Menu Pilihan

Nikmati Alam Bukit Moko dan Hal-Hal Menarik nan Ikonik di Farm House



Banyaknya long weekend yang tersebar di tahun 2017 ini membuat saya dan temen-temen ex misdinar nggak bisa menahan keinginan untuk jalan-jalan. Rencana ini udah dibahas dari awal April. Waktu itu Mario yang memulainya



Temen-temen sempet antusias membahas rencana ini, bahkan mulai mengecek tiket kereta dan berpikir akan menginap. Namun makin lama, rencana ini mulai menguap. Mulai banyak pihak-pihak yang mundur. Bahkan Mario malah udah curi start wkwkwk. Lama-lama rencana ini mulai kecium aroma sekedar wacana. Saking gedeknya, Danie sampe ngubah nama grup WA hahaha

Nama Grup diubah jadi Grup Wacana wkwk

Tapi untung rencana ini nggak beneran jadi wacana doang. Setelah dikorek-korek, masih ada 4 biji yang bisa yaitu saya, Danie, Rosa, dan Veni.

Namun masih belum ada kejelasan. Belum tau mau tanggal 29, 30, atau 1. Tapi untuk tujuan sudah pasti Bandung.  Kepastian keberangkatan baru saya dapat H-1 ! Jadi waktu itu hari Jumat (28/04) saya iseng-iseng nanya ke Danie gimana kepastiannya. Ternyata jadi berangkat besok (29/04). Kami berempat ditambah Tinus (cemewewnya Danie) dan Iwin (cemewewnya Veni) yang bakal gantian nyetir mobil


Bukit Moko

Kami berangkat (dari Bekasi) jam setengah 5 pagi. Sudah ditebak, jalan tol macet tapi masih manusiawi lah. Tempat pertama yang dikunjungi adalah Bukit Moko. Saya sebelumnya pernah dengar tempat itu, tapi belum tahu lebih jauh. Jalur untuk menuju kesana bisa dilalui mobil. Namun jalannya kecil, cukup rusak, dan banyak tanjakkan.

Saya sampai sana sekitar jam 9 pagi. Udara sejuk pun menyambut. Ternyata tempat ini menawarkan city view. Dari jauh terlihat spot ikonik bertuliskan "Dermaga Bintang". Sepertinya itu ada gardu pandangnya untuk melihat pemandangan dan foto-foto. Untuk masuk kawasannya kita beli tiket dulu. Saya lupa berapa harganya. 15 ribu mungkin, CMIIW.



Saya kira spot yang ditawarkan hanya Dermaga Bintang tapi ternyata ada pilihan lain yaitu Patahan Lembang. Saya baru denger Patahan Lembang. Temen-temen saya juga belum ada yang tau kayaknya. Patahan Lembang lebih jauh jaraknya, 1,7 km. Kami pun bingung mau kemana dulu.



Akhirnya dipilihlah patahan lembang. Kenapa malah pilih yang jauh ?

"Biasanya kalau yang lebih jauh, lebih bagus tempatnya"

Itulah quotes dari Danie yang jadi dasar kami memilih jalan ke Patahan Lembang hahaha

Baru beberapa langkah kami sudah sibuk foto-foto. Veni ngevlog malah. Padahal perjalanan masih jauh woyyy. Awalnya jalur yang dilalui masih datar dan mulus. Kiri-kanan berjejer pohon pinus. Indah sekali,

awalnya sih mulus

Namun makin lama indahnya perjalanan makin berkurang. Jalur yang ditemui lebih sering menanjak dengan permukaan tanah rada awur-awuran haha. Tapi justru disitu seni jelajah alamnya. Iya kan ? hehe

Saya merasa berjalan sudah jauh tapi ternyata baru setengah perjalanan. Napas ngos-ngosan. Saya jadi penasaran sebagus apa tempatnya. Disatu sisi khawatir juga. Jangan sampai sudah jalan jauh dan lelah begini, tempatnya malah biasa aja.

Saking capeknya, salah satu diantara kami mulai ada yang spik,

 "eh.. ini tanaman apa ya"

Kami ketawa-tawa sendiri. Itu alasan doang biar bisa berhenti dan rehat sejenak.

Entah berapa lama kami berjalan hingga akhirnya Patahan Lembang nampak. Jadi sebenernya tempat itu just offer another landscape. Tapi emang bagusan sih viewnya dibanding di dermaga Bintang. Nggak kehalang kabut dan terasa lebih dekat.
Patahan Lembang
Setelah berfoto ria, kami kembali lagi jalan ke gerbang loket. Kali ini terasa cepat karena jalurnya menurun. Sampai di area loket sebenernya pengen ke Dermaga Bintang. Namun titik-titik air hujan mulai turun. Yah... akhirnya kami putuskan pulang saja. Semoga ada kesempatan lagi ke Bukit Moko biar bisa ke dermaga bintangnya.

O iya sebenernya Bukit Moko ini lebih cocok dikunjungi saat malam hari. Gemerlapnya lampu-lampu kota Bandung akan membuat betah berlama-lama disana


Saung Pengkolan 3



Sebelum menuju destinasi lain, kami cari tempat makan dulu. Setelah searching di Zomato, akhirnya diputuskan ke Saung Pengkolan 3. Letaknya persis diseberang Kampung Gajah. Saya memesan paket nasi tutug oncom. Di dalamnya ada sayur asem, sambel, ikan asin, ayam, lalap. (Duh.. saya nulis ini pas lagi laper ckck). Untuk urusan rasa fine-fine aja. Termasuk recommended lah kalo lagi nyari tempat makan di lembang khususnya


Farm House

Setelah makan, kami ke destinasi selanjutnya. Tadinya ada rencana ke De Ranch atau Dusun Bambu. Namun tempat itu jauh semua. Maka dialihkan ke Farm House. Farm House memang sudah jadi destinasi mainstream ya di Bandung. Waktu sampai disana, banyak banget orang yang dateng. Masuk ke sana kita beli tiket dulu seharga 20 ribu. Kita bisa mendapat susu siap minum dengan menukarkan tiket masuk ke kios-kios susu yang tersedia.



Di dalam area Farm house terdapat bangunan-bangunan yang kental dengan gaya Eropa. Bahkan ada baju-baju tradisional Eropa yang bisa digunakan pengunjung (saya gatau, itu pinjem atau sewa.). Tapi yang ngantri banyak, Setelah diperhatikan, bangunan-bangunan Eropa itu ternyata ya toko-toko dan restoran.




Farm House juga punya kebun binatang mini.  Kebun binatang mini itu diberi nama petting zoo. Ya jadi kita jadi bisa kasih makan hewan-hewan itu. Ada area burung, kelinci, sapi, dan yang paling menarik domba. Saat kita tunjukkan wortel, domba-domba itu dengan agresif saling berebut. Itu jadi salah satu keseruan di petting zoo.



Kerap terdengar teriakan-teriakan orang yang diserbu domba itu hahaha. Kita juga bisa kasih minum sapi dan berfoto dengan menggendong kelinci.



Hal ikonik dari Farm House tentu rumah hobbitnya. Tapi untuk berfoto disitu lagi-lagi harus ngantri panjang. Saya jadi mengurungkan niat berfoto disitu. Satu lagi yang khas dari Farm House adalah sumur cinta. Tapi karena udah makin sore, saya nggak kesitu.

Ngantri Euyy



Kuliner Sudirman Street

Kami kembali ke mobil dan selanjutnya adalah cari tempat makan lagi. Tempat yang dituju adalah kawasan kuliner Jalan Sudriman. Saya kira kios-kios makanan berada di sepanjang pinggir jalan itu seperti Pencenongan di Jakarta, Tapi ternyata menempati satu blok tapi ke dalamnya cukup panjang. Banyak banget pilihan kulinernya. Saya dan temen-temen bingung mau makan apa. Tapi saya ujung-ujungnya pesen menu standar, mie goreng B2. Saya juga pesen baso goreng untuk dimakan bareng.





Malam semakin larut, kami pun pulang. Namun di perjalanan pulang hampir saja mengalami petaka. Saat di jalan tol, mobil kami hampir menabrak mobil di depan. Padahal jalan nggak macet, Saya nggak ngerti kenapa mobil di depan tiba-tiba berhenti. Syukurlah, Tuhan masih melindungi.



Brian Prasetyawan Guru SDN Sumur Batu 01 Pagi Jakarta. Menulis sejak 2009. Pengurus Asosiasi Guru Penulis PGRI. Pengurus Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI

6 Komentar untuk "Nikmati Alam Bukit Moko dan Hal-Hal Menarik nan Ikonik di Farm House"

  1. farm housenya wih seperti suasana perumahan eropa bang ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya betull... tapi keramean orang. Jadi malah umpel-umpelan

      Hapus
  2. Wah domba2nya dibebasin gitu Mas?
    Btw bersih2 ya, jadi inget soun the sheep nih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak mba. Itu sebenernya memang area kandangnya cukup luas. Pengunjung boleh masuk.
      Iya hewan-hewan disana cukup terawat

      Hapus
  3. ngitung liburnya gak pake kalender pendidikan pak? :p
    aku udah kesengsem sama foto pertama, bagus....
    bisa deket2 sapi plus ada yang kayak the hobbit
    tempat makannya lengkap juga, komplit

    BalasHapus
  4. rame bangeeet di Farm House :o
    apa nggak tambah pusing ya kalau banyak pengunjung :D

    BalasHapus
Silakan mengirimkan komentar yang sesuai dengan postingan diatas.

Tolong berkomentar menggunakan nama pribadi. Jangan nama produk/bisnis/judul postingan artikel. Komentar menggunakan nama tersebut terpaksa akan saya hapus.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel