Banner Promo

Menu Pilihan

Kelas Menulis PGRI (3): Menulis Untuk Bela Diri

sumber gambar: Freepik

Pelatihan menulis online hari ketiga pada 6 Maret 2020. Pak  Dudung Nurulah Koswara bertindak sebagai narasumber. Topik yang dibahas yaitu Menulis adalah bela diri.

Jika kita mendengar kata bela diri, tentu pikiran kita terhubung dengan olahraga-olahraga bela diri seperti pencak silat, taekwondo, maupun karate. Olahraga tersebut berguna jika kita menghadapi tindak kejahatan dari orang lain dan mendapat serangan secara fisik.

Namun di era digital sekarang ini, banyak kejadian yang diberitakan dalam bentuk tulisan, gambar, maupun video yang berlalu-lalang di internet. Sekarang informasi apapun mudah sekali menjadi viral. Terkadang informasi tersebut “menyerang” pribadi/golongan kita. Orang lain akan menjatuhkan atau memandang buruk.

Lalu jika menghadapi serangan secara digital seperti itu bagaimana menghadapinya ? Salah satu caranya adalah menulis.

Awalnya Pak Dudung menyampaikan tiga alasan menulis menurut beliau. Pertama menulis itu mengalirkan perspektif kita tentang sesuatu.  Mengasah artikulasi tentang suatu hal.  Menulis tidak harus baik namun setidaknya kita dapat melihat sejauh mana kebodohan bahkan potensi kita dalam menulis.  Narasi yang kita  tulis adalah cermin literatif kita.

Kedua menulis itu bisa menjadi ekspresi perlawanan kita tentang sesuatu yang menurut kita tak adil atau ada ketidakadilan.  Penulis adalah ksatria pembela kebenaran,  pedangnya adalah pena atau jari kita.

Ketiga menulis itu narsis literatif. Kalau kita hanya selfie saja semua orang juga bisa.  Anak SD juga ahli, namun menulis itu sangat seksi,  mengapa?  Karena menulis itu hal yang gampang tapi dianggap sulit. Ini anggapan sesat yang menyebabkan ribuan orang tak menulis.

Dari tiga alasan tersebut, Pak Dudung memberi contoh alasan kedua dan menjadi topik utama pertemuan ini yaitu menulis untuk bela diri . Beliau menulis opini dengan judul Guru Bukan Begal Motor. Tulisan tersebut tentu terkait dengan pembotakkan guru-guru yang menjadi tersangka kasus “susur sungai”. Intinya beliau tidak setuju dengan tindakan pembotakkan tersebut karena merendahkan martabat guru. Pak Dudung menjelaskan bahwa tulisan itu memanfaatkan momentum dan emosi kehormatan guru. 

Tentu itu tulisan yang berani sekali apalagi dimuat di koran. Tulisan tersebut pun viral. Pak dudung mengakui siap dihujat para pembela keluarga korban. Beliau memberi tips dalam menghadapi konsekuensi menulis yang mengundang ketersinggungan.

Pertama cara menerimanya yaitu kalau ada yang tidak suka,  atau tersinggung, itu bagus.  Artinya sudah mulai ada konsumen. Kedua, selama tidak SARA dan menghina personal plus data lengkap,  maju terus pantang mundur. Ketiga, mengubah diksi atau narasi lebih umum, jangan terlalu personal. 

Brian Prasetyawan Guru SDN Sumur Batu 01 Pagi Jakarta. Menulis sejak 2009. Pengurus Asosiasi Guru Penulis PGRI. Pengurus Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI

15 Komentar untuk "Kelas Menulis PGRI (3): Menulis Untuk Bela Diri"

  1. mantap om. keren tulisannya.

    BalasHapus
  2. mantap om. keren tulisannya.

    BalasHapus
  3. Ini sih bahasanya keren bgt, Pak. Sangat rapi. Lanjutkan !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dilihat dari mana Bu ? Kayaknya saya nulis sekenanya aja. Lebih lengkap tulisan Bu Tere hehe

      Hapus
  4. Mantap pak brian,,,,saya suka warna blognya rapi,,, semangat 💪

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih pak. Saya berusaha tampilan blog seminimalis mungkin. Yang penting mendukung untuk kenyamanan membaca artikel nya

      Hapus
  5. Wuih... tampilan blog sama dg hasil tulisannya bagus sekali.

    BalasHapus
  6. Mantabz pak Brian...salam kenal agung pramono dan tolong kunjungi blog saya pak kekurangannya apa agungpramono780.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal pak. Oke saya sudah lihat dan komentar di blog bapak

      Hapus
Silakan mengirimkan komentar yang sesuai dengan postingan diatas.

Tolong berkomentar menggunakan nama pribadi. Jangan nama produk/bisnis/judul postingan artikel. Komentar menggunakan nama tersebut terpaksa akan saya hapus.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel